9 Parameter yang Perlu Dipertimbangkan Saat Mengatur SCC

Diperbarui 24 Mei 2023

Ada sembilan parameter yang perlu dipertimbangkan saat mengatur SCC (Solar Charge Controller) PLTS. Pengaturan parameter merupakah langkah penting yang dilakukan saat pemasangan SCC untuk memastikan proses pengisian baterai aman.

Pengaturan parameter yang tepat akan menjadikan SCC bekerja secara efisien dalam rangkaian paralel. Selain itu juga melindungi baterai dari pengisian berlebihan, sehingga meningkatkan umur pakai baterai.

Parameter SCC dapat dikonfigurasi sesuai dengan besaran nilai yang direkomendasikan pabrikan baterai. Semua parameter dasar tersebut harus diatur dengan benar sebelum dilakukan pengujian (komisioning).

Baca: Cara Memasang Sensor Suhu Baterai Solar Charge Controller

Berikut ini sembilan parameter yang harus dipertimbangkan saat mengatur solar charge controller pada sistem PLTS:

1. Nomor Perangkat

nomor id scc
Nomor ID SCC ~via: esdm.go.id

Pada gambar pertama terlihat 16 SCC tidak dilengkapi nomor ID, sehingga menimbulkan kesulitan saat melakukan perbaikan.

Sementara gambar kedua, terdapat nomor ID yang membantu operator atau teknisi untuk mengidentifikasi SCC. Pemberian nomor harus sesuai dengan nomor kotak penggabung.

Nomor perangkat atau nomor identifikasi (ID) pada setiap SCC dalam jaringan harus ditentukan secara unik. Masing-masing SCC punya nomor perangkat berbeda, tidak boleh ada yang sama.

2. Jenis Baterai

Informasi jenis baterai yang digunakan dalam sistem PLTS diperlukan untuk memastikan SCC mengisi baterai sesuai jenis baterainya. Ada beberapa jenis baterai yang bisa dipilih, seperti baterai lead-acid(Flooded, GEL/OPzV, AGM) atau lithium ion, zinc-air.

3. Tegangan Baterai

Tegangan nominal baterai biasanya ditetapkan pada 48V DC. Besar tegangan ini bergantung jenis baterainya, jadi tegangan sistem mengikuti tegangan bank baterai.

4. Kapasitas Baterai

Kapasitas total baterai dalam Ah (Ampere-hour) yang terhubung harus ditentukan sebagai acuan untuk menghentikan proses pengisian baterai.

5. Batas Arus

Batas arus pengisian menjadi parameter penentu arus output (keluaran) yang dapat diterima untuk mengisi baterai.

6. Siklus Pengisian

Siklus pengisian merupakan proses pengisian, bisa tiga tahap atau dua tahap tanpa tahapan floating. Proses pengisian dua tahap digunakan pada baterai lithium-ion.

Baca: Penjelasan 3 Tahap Pengisian Baterai Tenaga Surya

Siklus tiga tahap dengan tahap bulk atau tahap arus konstan, tahap absorption atau tahap tegangan konstan dan floating biasanya dipakai pada baterai lead-acid.

7. Tegangan Bulk

Pada tahap bulk, baterai diisi dengan nilai batas maksimum arus yang diizinkan hingga mencapai tahap absorption. Oleh karena baterai yang berbeda memiliki pengaturan yang berbeda, maka gunakan nilai yang disarankan dari pabrikan baterai.

8. Tegangan Absorption

Pada tahap absorption baterai diisi dengan tegangan konstan yang ditetapkan dengan nilai untuk tegangan absorption, sehingga arus akan menjadi menurun.

9. Tegangan Float

Tegangan float merupakan tegangan baterai setelah tahap absorption. Selama tahap floating, pengisian baterai akan terhenti, daya dari panel surya akan secara langsung dialirkan ke beban saat dibutuhkan.

Baca: Apa yang Dilakukan Jika Salah Satu SCC Tidak Berfungsi?

Tahapan akan kembali ke tahap bulk saat tegangan telah mencapai tegangan yang ditentukan. Berikut ini tabel nilai yang direkomendasikan apabila nilai-nilai tersebut tidak diberikan pabrikan baterai.

Tabel Tegangan Baterai
Tabel Tegangan Baterai ~via: esdm.go.id

Pastikan Anda telang mengisi parameter tegangan pengisian dengan benar. Pengaturan parameter pengisian yang tidak tepat bisa menimbulkan bahaya kebakaran.

Kebaran bisa terjadi baterai diisi secara berlebihan (overcharge). Misalnya ketika parameter diatur diatas batasan atau pengisian kurang mencukupi pada akhir tahap pengisian jika diatur dibawah batasan.


Tulisan Lainnya


Join Diskusi