Bagaimana Cara Memilih Solar Charge Controller?

Diperbarui 8 Februari 2023

Cara memilih solar charge controller (SCC) juga penting agar sistem PLTS bekerja dengan sempurna. Khususnya Anda yang memilih sistem PLTS off-grid dan hybrid, karena kedua sistem ini menggunakan baterai untuk menyimpan listrik.

SCC digunakan untuk menghubungkan panel surya dan baterai dengan tujuan mencegah panel surya mengisi daya ke baterasi secara berlebihan. Apalagi baterai termasuk komponen yang vital dan harganya cukup mahal, jadi harus dilindungi sebaik mungkin.

Dengan demikian, SCC berperan penting dalam mengatur pengiriman energi tenaga surya dari panel surya ke baterai. Begitu vitalnya peran komponen PLTS ini, Anda sebaiknya tidak asal beli SCC.

Baca: Pengertian SCC Solar Panel

Sangat penting untuk mengetahui bagaimana cara menghitung solar charge controller beserta spesifikasi yang dibutuhkan sistem PTLS Anda. Berikut ini beberapa informasi yang Anda perlukan sebelum membeli SCC:

  • Daya watt yang dihasilkan panel surya
  • Tegangan baterai yang Anda gunakan (12, 24, atau 48)
  • Ikuti rumus ohm: ampere x volt = watt

Saat memilih SCC ada beberapa langkah yang harus Anda ikuti untuk memastikan bahwa Anda mendapatkan solar charge controller yang tepat untuk PLTS di rumah Anda. Berikut ini cara memilih solar controller yang perlu Anda ketahui sebelum membelinya.

1. Hitung Arus SCC

Untuk mengetahui besar arus SCC yang diperlukan, Anda cukup membagi watt beban panel surya dengan peringkat tegangan baterai. Besar daya 1800 Watt didapat dari perhitungan pada artikel sebelumnya tentang cara menghitung kebutuhan PLTS skala rumah.

Lalu dibagi dengan besar tegangan baterai yang jadi tujuan pengiriman listrik, misalnya 24V. Nilai ini juga sudah ditulis di artikel cara menghitung kebutuhan baterai PLTS.

Misalnya panel surya menghasilkan daya 1.800 watt dan tegangan baterai yang digunakan untuk menyimpan listrik sebesar 24 volt, maka perhitungannya:

1800 : 24 = 75 Ampere

Jadi, Anda membutuhkan SCC yang mampu menghasilkan 75 Ampere. Tetapi sebagian besar SCC yang dijual punya spesifikasi Ampere diantara 60, 80, dan 96.

Sehingga SCC yang Anda perlukan harus punya spesifikasi dengan peringkat yang lebih tinggi daripada 75A yaitu 80 Ampere. Hal berikutnya yang harus Anda pastikan adalah SCC tidak menerima listrik melebihi tegangan input yang dapat diambil.

2. Pilih PWM atau MPPT

Jika Anda tidak memiliki banyak informasi tentang solar charge controller, Anda perlu tahu bahwa ada jenis SCC, yaitu: PWM dan MPPT. PWM (Pulse-Width Modulation) jauh lebih ekonomis dibandingkan MPPT (Maximum Power Point Tracking).

Namun kekurangannya adalah kerugian pengiriman daya yang besar, bahkan sampai 60% daya bisa hilang selama konversi. Penyebab hilangnya adalah keterbatasan SCC PWM yang tidak dapat mengoptimalkan tegangan yang masuk ke baterai.

Baca: Perbedaan SCC MPPT dan PWM

Keterbatasan tersebut menyebabkan PWM tidak maksimal untuk dipakai pada sistem PLTS besar. PWM lebih sesuai untuk sistem yang lebih kecil. MPPT bisa lebih efektif mengoptimalkan tegangan yang berasal dari panel surya.

Sehingga energi yang dihasilkan oleh panel surya dapat ditransfer ke bank baterai dengan kecepatan maksimum. SCC MPPT memiliki efisiensi 93% -97% saat mengonversi daya, artinya MPTT bsia memberi daya 30% lebih banyak daripada PWM.

skema pemasangan SCC
Skema Pemasangan SCC ~via: imimg.com

MPTT dapat memproses dan secara otomatis menyesuaikan ke titik daya puncak dengan cepat untuk mencapai hasil yang optimal. MPPT sebenarnya lebih disarankan untuk digunakan meski harganya sedikit lebih mahal, tapi punya kemampuan konversi yang lebih efisien dibanding PWM.


Tulisan Lainnya


Join Diskusi