Perbedaan Sistem DC dan AC Coupling PLTS Off-Grid

Diperbarui 4 Oktober 2022

Pembeda utama sistem AC-coupling dan DC-coupling pada PLTS Off-Grid ialah jenis inverter yang digunakan untuk mengubah arus DC ke AC. Meskipun sedikit berbeda, keduanya juga bisa menggunakan inverter baterai sebagai tambahan untuk mengkonversi arus DC ke AC.

Sistem DC-Coupling

Sistem DC Coupling Off-Grid
Sistem DC Coupling Off-Grid

PLTS off-grid dengan sistem dc coupling mempunyai konfigurasi yang menghubungkan komponen utama dengan bus DC. Arus listrik yang dihasilkan oleh modul surya dipakai untuk mengisi baterai melalui Solar Charge Controller (SCC).

Perangkat SCC digunakan untuk mengkonversi arus DC ke DC sekaligus menurunkan tegangan modul surya ke level tegangan baterai. Dimana baterai juga dilengkapi dengan Maximum Power Point Tracker (MPPT) yang berfungsi mengoptimalkan energi yang diterima.

Baca: Bagaimana Cara Memilih Solar Charge Controller?

Saat siang, baterai akan diisi untuk mencapai kondisi State of Charge (SoC) yang maksimal. Ketika konsumsi listrik meningkat dan listrik yang dihasilkan modul surya tidak mencukupi maka inverter baterai akan mengalirkan listrik dari baterai ke beban.

Listrik yang dialirkan akan berhenti ketika SoC baterai sampai pada batas minimum yang telah ditentukan. Sehingga, daya yang tersimpan di baterai tidak sepenuhnya terpakai dan kosong.

Sistem AC-Coupling

Sistem AC Coupling Off-Grid
Sistem AC Coupling Off-Grid

Konfigurasi AC-coupling menghubungkan modul surya dan baterai dengan bus AC melalui inverter jaringan dan inverter baterai. Modul surya terkoneksi ke inverter jaringan yang mengubah tegangan DC ke AC.

Baca: Perbedaan SCC MPPT dan PWM

Untuk mengoptimalkan energi yang diterima, inverter jaringan juga dilengkapi perangkat MPPT seperti yang terpasang pada SCC.

Listrik yang dihasilkan dari rangkaian modul surya ini dapat langsung dialirkan ke beban di siang hari, sedangkan apabila ada kelebihan daya akan digunakan untuk mengisi baterai melalui inverter baterai.

Perhatikan pada inverter baterai DC-Coupling dan AC-coupling, akan ditemui perbedaan cara kerja keduanya. Inverter baterai DC-Coupling hanya bekerja searah, sedangkan inverter baterai AC-Coupling bekerja dua arah (bidirectional).

Baca: Prinsip Kerja PLTS Off-Grid

Cara kerja semacam ini dimaksudkan sebagai pengatur pengisian baterai saat sinar matahari cukup, beban terpenuhi, dan baterai belum penuh (SoC rendah).

Namun, ketika beban membutuhkan daya melebihi kemampuan modul surya maka inverter baterai akan berubah fungsi menjadi inverter yang mengubah arus DC ke AC untuk mengalirkan listrik dari baterai ke beban.

AC-coupling menggunakan dua metode dalam konversinya, sehingga menyebabkan kerugian arus konversi yang lebih besar dibandingkan dengan DC-coupling.

Baca: Pilih Sistem Baterai Tenaga Surya DC atau AC untuk Rumah?

Namun, sistem AC-coupling lebih unggul jika konsumsi beban di siang hari lebih besar sebab kerugian konversi hanya akan terjadi pada inverter jaringan.

Selain itu, konfigurasi Ac-coupling juga lebih fleksibel apabila rangkaian modul surya ingin ditambahkan lebih banyak lagi dikemudian hari. Fleksibilitas ini juga memudahkan sistem AC-coupling untuk terhubung secara hybrid dengan sumber listrik lain.

Inverter baterai AC-coupling dapat bekerja secara paralel untuk menghasilkan keluaran daya yang lebih besar. Peran inverter baterai sangatlah penting, ia adalah otak distribusi listrik di PLTS off-grid.

Baca: Panduan Lengkap Pasang PLTS Tenaga Surya di Rumah

Setidaknya harus ada satu inverter yang berperan sebagai acuan dalam mengalirkan tegangan dan frekuensi, sedangkan inverter baterai lainnya berperan sebagai pendukung yang ikut bergabung mengaliri jaringan.


Tulisan Lainnya


Join Diskusi