Manfaat Energi Terbarukan Tenaga Surya VS Bahan Bakar Fosil

Diperbarui 9 Februari 2023

Apa manfaat energi terbarukan tenaga surya VS bahan bakar fosil? Saat ini energi surya menjadi populer dan punya kinerja lebih baik dibanding bahan bakar fosil konvensional.

Apa Itu Bahan Bakar Fosil?

batu bara, minyak, gas
Batu bara, Minyak, Gas ~via: literoflightusa.org

Bahan bakar fosil adalah batu bara, minyak bumi, dan gas. Bahan bakar jenis diciptakan oleh dekomposisi tumbuhan dan hewan purba selama ribuan bahkan jutaan tahun lamanya.

Di masa lalu, bahan-bahan ini adalah sumber daya yang tersedia yang digunakan untuk mendorong revolusi industri dan perkembangan manusia. Batubara, minyak, dan gas adalah bahan yang mengeluarkan banyak energi ketika kita membakarnya.

Baca: Pilih Investasi PLTS Tenaga Surya atau PLTN Nuklir?

Saat ini dunia masih menghasilkan sebagian besar listrik menggunakan sumber daya bahan bakar fosil. Bahkan di pulau Jawa sendiri, 70% pembangkit listrik menggunakan batu bara. Dan masalahnya, semua itu sumber daya yang tidak dapat diperbarui.

Apa Itu Energi Terbarukan?

Energi terbarukan adalah energi yang dapat kita gunakan dan kemudian diganti dalam waktu yang wajar sehingga dapat digunakan kembali.

Contoh sumber energi terbarukan yang sedang dikembangkan antara lain panas bumi, tenaga air, tenaga angin, tenaga pasang surut, bioenergi, dan tenaga surya.

Manfaat Menggunakan Energi Terbarukan

Ada banyak hal positif dari penggunaan tenaga surya dan sumber energi terbarukan lainnya, tetapi ada beberapa masalah juga.

1. Sumber Daya Konstan

Salah satu manfaat utama menghasilkan energi dari sumber daya terbarukan adalah tidak habis. Sayangnya di masa lalu dunia memiliki banyak akses ke bahan bakar fosil.

Karena bahan bakar ini murah dan mudah digunakan membuat sebagian besar produksi energi dunia masih didasarkan pada bahan bakar fosil.

2. Emisi dan Polusi CO2 Lebih Rendah atau Nol

Anda mungkin pernah mendengar bahwa dunia sedang memanas (global warming) dan ini memang hal yang sangat buruk. Jika kita tidak melakukan apa-apa, permukaan laut akan naik, dan cuaca ekstrem akan mengubah cara hidup manusia.

Pemanasan global tidak lagi menjadi bahan perdebatan, sebab itu adalah fakta yang diterima secara luas di seluruh komunitas ilmiah dunia.

Menemukan cara untuk mengatasi penyebab pemanasan global adalah salah satu masalah paling signifikan yang dihadapi umat manusia saat ini.

Baca: Apa Saja Contoh Sumber Daya Terbarukan?

Ketika kita membakar bahan bakar fosil akan melepaskan karbon dioksida (CO2) yang merupakan salah satu penyebab utama pemanasan global.

Jadi, mengubah sumber utama pembangkit energi dunia dari bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan adalah salah satu prioritas utama dunia.

Tapi batubara, minyak, dan gas alam masih menjadi tulang punggung industri energi dunia. Namun, saat ini energi terbarukan lainnya mengalami pertumbuhan pesat.

Kemajuan pesat sedang dibuat karena teknologi yang mendorong sumber energi terbarukan terbukti dengan cepat, dan tenaga surya berada di ujung tombak kemajuan teknologi ini. Benarkah tenaga surya juga melibatkan emisi CO2?

Baca: Apa itu Efisiensi Energi?

Kritik terhadap sumber daya terbarukan seperti tenaga surya tidaklah sepenuhnya salah. Hal itu menunjukkan bahwa tenaga surya juga menyebabkan emisi CO2 karena menggunakan sumber daya tak terbarukan untuk membuat komponennya.

Bahan yang masuk ke instalasi surya harus ditambang, diproduksi, dan diangkut, dan semua proses ini memiliki dampak lingkungan sampai melepaskan CO2. Umur pemakaian tenaga surya adalah sekitar dua puluh lima tahun.

Baca: Panduan Lengkap Pasang PLTS Tenaga Surya di Rumah

Jadi, dampak yang relatif kecil dari produksi tenaga surya harus dibandingkan dengan penghematan energi matahari selama dua puluh lima tahun dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil selama itu.

Terlepas dari upaya publisitas yang mahal dari industri bahan bakar fosil, tidak dapat disangkal bahwa tenaga surya adalah sumber energi yang jauh lebih bersih dan ramah lingkungan.

3. Insentif Pemerintah

Sebagai bagian dari perjanjian internasional untuk mengurangi emisi karbon, banyak negara termasuk pemerintah Indonesia menawarkan insentif yang signifikan untuk menggunakan tenaga surya dan energi terbarukan lainnya.

Baca: Kejar Bauran Energi, PLN Konversi 38 PLTD Jadi PLTS

Ada potongan insentif yang ditawarkan Kementerian ESDM bagi pelanggan PLN yang memasang PLTS atap. Pemerintah menawarkan insentif terbatas dalam bentuk cashback hingga Rp77 juta per 10kWp.

Pemberian insentif ditargetkan bagi pelanggan PLN yang memasang PLTS Atap dari golongan rumah tangga, sosial, bisnis dan industri, dengan fokus pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

4. Biaya Energi

Salah satu argumen yang menentang tenaga surya adalah inefisiensinya. Panel surya menggunakan teknologi fotovoltaik untuk mengubah sinar matahari menjadi listrik menggunakan proses kimia, efek fotovoltaik.

Baca: Perbedaan PLTS Fotovoltaik dan Solar Thermal

Anda memerlukan beberapa teknologi yang cukup canggih agar sel surya dapat bekerja dengan baik. Meski efiesiensi panel surya belum optimal, tapi teknologi surya telah maju dalam beberapa tahun terakhir.

Anda dapat melihat bahwa hanya dalam sepuluh tahun, panel surya telah berubah dari yang harga paling mahal dari semua sumber energi menjadi yang termurah. Ini adalah perkembangan yang mencengangkan dan sekaranglah saatnya untuk Anda berinvestasi dalam sistem tenaga surya rumah.

Kesimpulan

Teknologi surya telah maju sedemikian rupa sehingga Anda dapat mengalami penghematan yang signifikan dengan memasang panel surya. Tenaga surya adalah pesaing baru yang menarik dan salah satu sumber energi terbarukan yang populer.

Baca: Alasan untuk Beralih ke Energi Tenaga Surya

Sebagai perbandingan, bahan bakar fosil seperti petinju tua yang mabuk berat dengan masa kejayaan di masa lalu. Dengan insentif yang sangat menarik untuk membantu meyakinkan konsumen PLN.

Saat ini termasuk waktu yang baik untuk berinvestasi di sistem tenaga surya. Terlebih ditengah ancaman resesi dunia yang diprediksi akan terjadi pada tahun 2023, biaya energi bahan bakar fosil menjadi lebih mahal.


Tulisan Lainnya


Join Diskusi